Macetnya Jalan Kehidupan

Tidaklah menjadi sebuah berita yang asing atau baru, ketika mendengar berita tentang kemacetan jalan. Tak hanya di ibukota Jakarta, yang semoga dengan dibuatnya tulisan ini kemudian terpilih pemimpin b4ru y4ng f4nt4stik 😀 , tetapi juga di mana-mana, tak hanya di kota tapi juga di desa 😀
Kalau dianalisa lebih dalam, tentunya banyak sekali penyebab dari kemacetan jalan tersebut. Mulai dari terlalu banyaknya kendaraan, jalanan yang sudah tak cukup untuk menampung kenaikan jumlah kendaraan, dan berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus penyebab lain yang saya sendiri tak bisa sebutkan karena tak tahu alasannya apa saja 😀
Ada satu hal yang menurut saya juga menjadi alasan, yaitu karena banyak orang yang memilih jalan yang sama 😀 . Seandainya orang kreatif, memilih jalan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, niscara jalannya akan kebanyakan hehehe… niscaya jalanan agak sedikit longgar, terhindar dari rebutan jalan, selip kanan selip kiri tak tau aturan, semrawut bahkan sampai celaka.
Ketika kuliah dulu, jalanan macet ini sering menjadi analogi yang pas untuk menggambarkan istilah bandwith. Umpamakan bandwith itu sebuah jalan, maka, semakin banyak orang yang melewati jalan itu, maka jalan itu semakin macet, dan butuh waktu lama untuk sampai pada tujuan. Pada kasus bandwith, maka kecepatan koneksi akan berkurang, dan untuk sekedar membuka satu halaman, mungkin dibutuhkan waktu yang sama dengan kita membuat kopi di dapur dan kembali lagi di depan komputer kita 😀
Nah, bagaimana jika kemacetan itu, kemudian terjadi pada sebuah jalan kehidupan 😀 Tak jarang kita terjebak pada kondisi memandang orang lain dengan penuh harap bahwa kita mengalami hal serupa dengan orang tersebut. Melihat orang yang sukses, berharap menjadi sukses dengan jalan yang tak berbeda dengan yang ditempuh orang tersebut. Menjadi suksesnya sich tidak masalah, tapi menempuh jalan yang sama itu akan menjadi masalah. Kemacetan tak hanya berakibat pada diri kita, tapi juga pada orang lain, akibatnya, tujuan akan lama tercapai 😀
Perlu kita kreatif, mencari dan menempuh jalan kita sendiri, menikmati perjalanan itu dan suatu saat nanti kita menengok sejenak ke belakang, kemudian mengatakan “mohon maaf ya suksesnya orang yang sukses, saya duluan, dah ditunggu kesuksesan saya jauh di depan sana” 😀
Ya, mencari dan menempuh jalan kita sendiri, nikmati dan syukuri perjalanan kita dan tak terasa, kita sudah jauh lebih sukses dari orang yang dulunya kita anggap sukses. Kuncinya, sedikit kreatif dan banyak syukur 😀
Bagaimana dengan sahabat kreatif, berani kreatif dan besyukur dengan mencari,menempuh dan menikmati perjalanan sahabat sendiri?

Salam Kreativitas Tanpa Batas!!!

7 Responses to “Macetnya Jalan Kehidupan”


  1. 1 Boedy's July 17, 2012 at 3:27 am

    Waa…makasi inspirasinya…

  2. 3 nana August 8, 2012 at 7:59 am

    yang ane tau sihh gan macetnya jalan pulang dan berangkat kerja hehehe

  3. 5 Indrawan November 23, 2013 at 6:43 am

    Super(aset) sekali!!, makanya gan kalau suatu saat agan jadi motivator/pengusaha sukses yang rajin ngisi seminar, baiknya crita susahnya dibanyakin, 80% lah minimal. Baru yang seneng2nya cukup 20% 😀

  4. 6 Indrawan November 23, 2013 at 6:46 am

    Ini nih gan contoh yang menitikberatkan pada proses http://www.youtube.com/watch?v=eDikInzeoIg


Leave a reply to maspraset Cancel reply